Bogor (ANTARA) - Isak tangis mewarnai pemakaman pengebom Hotel JW Marriott, Dani Dwi Permana (18), di pemakaman wakaf warga RT 5/8, Kampung Sasak, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Sutini (ibunda Dani), dan Jaja (kakak kandung Dani) serta anggota keluarga pelaku peledakan bom yang masih ABG itu tampak tak kuasa menahan sedih atas tewasnya salah satu anggota keluarga mereka.
Di tengah ratusan warga sekitar yang menyaksikan pemakaman teroris jaringan Noordin M Top itu, mereka melepas kepergian bocah lugu tersebut dengan linangan air mata.
Akibat tidak kuat menahan tangis, Jaja terpaksa harus mengikuti prosesi pemakaman adiknya dengan ditandu oleh warga sekitar.
Beberapa warga terpaksa harus membantu Jaja mengikuti pemakaman, karena terlihat sangat terpukul dan kondisi fisiknya lemah ketika menyaksikan mayat sang adik. Ia tiba-tiba terkulai lemas lantas pingsan, sehingga harus ditandu keluar areal pemakaman.
Sang ibu meski tampak terpukul dengan tewasnya Dani, terlihat lebih tegar dan dapat mengikuti prosesi pemakaman sang anak tercinta hingga selesai.
Pemakaman pelaku peledakan hotel megah di bilangan Mega Kuningan itu menjadi tontonan warga setempat. Meski informasi pemakaman baru didengar pada siang hari, ratusan warga setempat dalam waktu sekejap telah memadati areal tanah wakaf pemakaman di sebelah rawa belakang Perumahan Telaga Kahuripan.
Hamzah, warga setempat mengatakan mengikuti prosesi pemakaman karena penasaran ingin melihat dari dekat jenazah ABG yang dikenal lugu itu.
"Saya kaget dan kurang percaya ada warga Telaga Kahuripan yang terlibat aksi terorisme. Itu sulit dipercaya. Karena penasaran saya jadi ingin ngelihat pemakaman," katanya.
Mistar (50), pria yang berprofesi sebagai kuncen pemakaman tempat Dani dikebumikan mengutarakan, ia tidak mengenal siapa Dani sesungguhnya karena Dani bukanlah warga Kampung Sasak, Desa Tegal. Ia tinggal di Blok DD-14 No 5, kompleks Candraloka, Perumahan Telaga Kahuripan.
"Dani bukan warga Sasak. Warga sini tidak ada yang mengenalnya. Karena itu kami kaget begitu merebak informasi ada warga Sasak yang terlibat peledakan bom Hotel Marriott," ujarnya.
Mengenai pengambilan areal pemakaman Kampung Sasak sebagai lokasi peristirahatan Dani, hal itu lantaran pada pemakaman tersebut memang sudah ada kavling khusus yang diperuntukkan bagi warga kompleks Candraloka, Telaga Kahuripan.
Dari dua hektare areal wakaf pemakaman yang tersedia, lanjutnya, sebanyak 1000 meter merupakan kavling penghuni kompleks Candraloka. Sebelumnya kavling tersebut telah ditempati 16 jenazah. Dani meruapakan "penghuni" ke-17 kavling Candraloka di pemakaman tersebut.
Sain (50), rekan Mistar yang juga berprofesi sebagai kuncen menambahkan, ia hanya mengenal nama Dani dari mulut ke mulut saja. Setelah terjadi peristiwa Marriott nama Dani langsung menjadi perbincangan warga sekitar.
"Saya tahu Dani dari TV. Kalau menurut masyarakat dia orangnya lugu," katanya.
Nama Dani Dwi Permana, 18 tahun, mencuat setelah polisi berhasil mengidentifikasi pelaku pengebom di Hotel JW Marriot. Dani menghilang tanpa kabar sejak awal Juni 2009 lalu. Selama ini dia tinggal di rumah kontrakan di Blok DD-14, nomor 5 Perumahan Candraloka, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.
Dani merupakan anak kedua dari Zulkifli Aroni yang kini sedang menjalani masa hukuman 1,8 bulan karena terlibat kasus pencurian di Kantor Talaga Kahuripan. Selama ayahnya di penjara, Dani tinggal bersama kakaknya, Jaka di rumah kontrakan ayahnya. Namun karena Jaka kerja di Jakarta, dia jarang pulang ke Bogor. Zulkifli bercerai dengan istrinya beberapa tahun lalu. Ibu Dani pergi dan sekarang tinggal di Kalimantan bersama tiga adiknya.
Menurut Kepala Security Talaga Kahuripan, Wakidjul, sejak orang tuanya bercerai hidup Dani tidak karuan. Apalagi ketika ayahnya Zulkifli terlibat kasus pencurian di Kantornya. ”Pak Zul sekarang sedang menjalani hukuman di Lapas Paledang,” jelas Wakidjul.
Dia menjelaskan rumah kontrak itu sebenarnya milik perusahaan. Karena Zukifli tidak punya rumah, ada kebijakan perusahan untuk disewakan sebesar Rp. 60 ribu per bulan. Rumah tipe 36 berwana kuning, hanya di pagari bambu. Meteran listriknya dicabut diperkirakan karena tidak membayar. ”Kasihan di rumahnya gelap, dia sering belajar di Mesjid As Surur,” jelas Arief, satpam setempat yang mengenal Dani sejak kecil.
Sejak itulah hidup Dani tidak karuan. Beruntung dia anak yang senang bergaul dan menjadi Marbot (pengurus mesjid) Masjid As Surur di blok CC. Ia rajin membersihkan masjid dan sering azan sehingga ada orang yang iba membiayai sekolahnya di SMA Yadika 7, Kemang, Kabupaten Bogor. Dani lulus bulan Mei 2009 lalu. Hingga akhirnya sejak awal Juni dia menghilang bersama seorang ustadz yang mengajar mengaji di Mesjid tersebut.
Di kampung tersebut, Dani dikenal sebagai remaja gaul yang punya hobi bermain basket. Dia tercatat sebagai pengurus Karang Taruna setempat, hampir semua orang menyukai Dani, apalagi dia taat beribadah. ”Kami semua tidak menyangka dia masuk dalam jaringan teroris sebagai pengebom lagi,” kata Kusdianto, tetangganya.
Selamat datang di Suara Indonesian sebuah blog tentang segala informasi mengenai Indonesia dengan segala perkembangannya, semoga blog ini bisa menambah sedikit wawasan anda.
Mohon kritik & saran berkaitan dengan penulisan artikel blog ini.
Terima kasih.
Maju Terus Indonesia!!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Dibawah ini