VIVAnews - Jaringan Noordin M Top mengincar para Anak Baru Gede (ABG) sebagai eksekutor bom. Dani yang bunuh dalam bom Marriott berumur 17 tahun. Jaringan Noordin juga merayu 14 remaja lain di Bogor. Mengapa Moordin memilih para remaja ini.
Abu Wildan, sahabat Noordin semasa di Malasyia, menuturkan bahwa si gembong itu memang akan merekrut para remaja. Sebab mereka tidak banyak pertimbangan sehingga mempermudah proses rekruitmen. "Orang yang belum berkeluarga itu akan lebih mudah untuk diarahkan, karena tidak ada pertimbangan apapun," kata Abu Wildan
Dari para remaja yang direkrut itulah Noordin menseleksi para pelaku bom bunuh diri atau biasa yang disebut dalam kelompok ini sebagai calon pengantin. Merekalah yang dibina.
Hasil binaan itu akan menentukan apakah mereka memiliki kesamaan visi atau tidak.' "Ada komitmen dikedua belah pihak, kesamaan dalam berfikir, dan kesamaan dalam visi-misi," kat Abu Wildan.
Setelah calon “pengantin” memenuhi syarat, baru kemudian diberikan pemahaman-pemahaman seputar jihad dalam pandangan Noordin.
"Diberikan tausiyah, fatwa, disamapaikan manhaj (metode) hidup di dunia ini untuk apa. Baru setelah itu, dimasukkan semangat jihad," jelas Wildan.
Walau mengincar para remaja, Noordin tetap hat-hati.Tidak sembarang orang bisa direkruit jadi pengantin. "Dia pintar memilih siapa-siapa saja yang tepat," kata Abu Wildan.
Dalam wawancara dengan VIVAnews, Abu Wildan menegaskan, sikap kehati-hatiannya itu membuat dirinya berhasil menjaring sejumlah anak muda untuk dijadikan pengantin.
"Tidak sembarang orang bisa direkruit jadi pengantin, dia pintar memilih siapa-siapa saja yang tepat," kata Abu Wildan, sahabat Noordin saat bersama-sama di Malaysia.
Dalam wawancara dengan VIVAnews, Abu Wildan menegaskan, sikap kehati-hatiannya itu membuat dirinya berhasil menjaring sejumlah anak muda untuk dijadikan pengantin.
Noordin baru akan mengambil keputusan untuk merekrut seorang pengikut, jika orang itu dianggap betul-betul siap berjihad. Bila tidak Noordin tidak pernah memaksa.
"Noordin selalu menseleksi orang-orang yang akan direktut menjadi calon pengantin," ujarnya.
Usia tidak menjadi pertimbangan utama, yang terpenting calon pengantin harus remaja, dan selalu diutamakan yang belum menikah (belum berkeluarga).
"Orang yang belum berkeluarga itu akan lebih mudah untuk diarahkan, karena tidak ada pertimbangan apapun," tuturnya.
Selain usia muda, kesamaan dalam pemikiran dari calon 'pengantin' juga menjadi syarat utama yang diterapkan Noordin dalam usaha perekrutan. "Ada komit dikedua belah pihak, kesamaan dalam berfikir, dan kesamaan dalam visi-misi," ungkapnya.
Setelah calon “pengantin” memenuhi syarat, baru kemudian diberikan pemahaman-pemahaman seputar Jihad dalam pandangan Noordin.
"Diberikan tausiyah, fatwa, disamapaikan manhaj (metode) hidup di dunia ini untuk apa. Baru setelah itu, dimasukkan semangat jihad," jelas Wildan.
Diakui Wildan, secara prinsif, dirinya mengaku setuju dengan proses pemberian tausiyah yang dilakukan Noordin. "Itu bagus sebenarnya, untuk menumbuhkan semangat jihad. Hanya, didalam target yang dia (Noordin) buat itu terdapat kesalahan. Jihad adalah sunatullah. Dalam Al-Qur'an sendiri disebutkan. Hanya keliru dalam penerapannya," tegasnya.
Sumber: VIVANEWS
Selamat datang di Suara Indonesian sebuah blog tentang segala informasi mengenai Indonesia dengan segala perkembangannya, semoga blog ini bisa menambah sedikit wawasan anda.
Mohon kritik & saran berkaitan dengan penulisan artikel blog ini.
Terima kasih.
Maju Terus Indonesia!!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Dibawah ini